Masalah
gizi buruk telah mengancam kelangsungan hidup anak-anak di Papua
sebagai akibat kurangnya asupan makanan bergizi. Hal itu disampaikan
Kepala Subdin Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi
Papua, Marthen Sagrim,SKM,M.Kes di Jayapura, Sabtu. “Gizi buruk yang
dialami anak-anak Papua sangat rentan terjangkit berbagai macam penyakit
seperti tuberkulosis (TBC), malaria dan infeksi saluran pernapasan atas
atau ispa,” katanya.
Marthen
menilai, ketersediaan pangan di Papua dari segi jumlah sudah mencukupi.
Tetapi, dari segi jenis dan kandungan gizi belum beragam. Data Dinkes
Provinsi Papua menunjukkan prevalensi kasus gizi buruk paling banyak
terjadi di Kabupaten Asmat sebesar 16 persen dan terkecil sebesar 2
persen di Kabupaten Merauke. Sedangkan di Kota Jayapura, ibu kota
Provinsi Papua, prevalensi kasus gizi buruk mencapai 3,8 persen.
Menurut
Marthen, kondisi gizi buruk harus segera ditangani dengan pemberian
makanan tambahan (PMT) pemulihan, PMT pengembangan dan penyediaan
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Oleh sebab itu lanjutnya, perlu juga
diupayakan sosialisasi mengenai perilaku sadar gizi dan pelatihan
keterampilan pengolahan makanan lokal menjadi penambah gizi keluarga
serta revitalisasi posyandu.
Sejauh
ini, Dinkes Papua tengah berupaya menjalankan program berkaitan dengan
peningkatan kesehatan ibu dan anak seperi program kewaspadaan gizi
(bebas rawan gizi), pelayanan berita gizi buruk, ASI eksklusif,
penanggulangan keluarga miskin (gaki) untuk daerah endemik, pengadaan
garam beryodium serta pemantauan pertumbuhan anak.
Di
lain pihak, sejumlah faktor turut mempengaruhi perkembangan kasus gizi
buruk di Papua. Hal tersebut di antaranya adalah kondisi geografi Papua
yang masih sulit dijangkau menyebabkan akses masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan menjadi terbatas.
Selain
itu, minimnya petugas kesehatan dan fasilitas medik yang memadai,
terutama di daerah pedalaman Papua menjadikan pelayanan kepada
masyarakat tidak maksimal. Sementara itu, pengetahuan akan pentingnya
hidup sehat dan buruknya kondisi lingkungan tempat hidup juga
berkontribusi pada perkembangan gizi buruk di Papua.(*z/an)
Sumber: matanews.com
0 komentar:
Posting Komentar